Kamis, 14 Agustus 2008

Baalbeck, Kota Budaya Mirip Yogya

Baalbeck merupakan sebuah kota yang terletak sekitar 85 km Timur Laut Beirut. Kota ini mempunyai nilai sejarah tersendiri.sebagai penghargaan nilai historisnya, Ballbeck dipilih sebagai tempat diselenggarakannya dari berbagai festival yang bertaraf internasional. Di tempat inilah pameran dagang Indonesia dilaksanakan. Kota ini telah meminang Yogyakarta sebagai saudaranya ”sister city” karena kemiripan dengan Yogyakarta sebagai kota budaya. Banyak kemiripan pada kota baalbeck ini. Dari produk, seni dan budaya. Produknya antara lain adalah furniture dan handycraft dari kayu, rotan, bambu.

BBM Langka dan BBA Menanti

Berbicara hal mengenai BBM tidak pernah habis untuk di ulas dan di bicarakan. BBM langka dan susah untuk dicari. Banyak para ilmuwan berlomba-lomba untuk mencoba mencari solusi dari kelangkaan BBM. Pada akhirnya ditemukanlah sebuah solusi jitu yaitu BBA (Bahan Bakar Air). BBA diciptakan guna untuk menghemat Bahan Bakar Minyak khususnya pada kendaraan bermotor. Bahan bakar air ini ditemukan oleh Bapak Djoko Sutrisno. Beliau menjelaskan bagaimana teknologi sederhana ini dapat digunakan masyarakat dan dapat menghemat BBM. Bahan bakar air ini bisa dipasang di mobil maupun sepeda motor tanpa harus mengganti komponennya. Alatnya sangat sederhana, hanya berupa tabung plastik, stainless steel yang berfungsi sebagai elektrolizer serta zat Kimia Kalium Hidroksida sebagai katalisator. Di dalam elektrolizer ini air akan diubah menjadi Hidrogen. Unsur Hidrogen ini yang nantinya akan diambil sebagai sumber tenaga untuk menjalankan mesin. Inilah cara yang cukup sederhana dalam menghemat BBM.

Ayutthaya, Kota Berjuta Stupa

Sebelum Bangkok, ibu kota kerajaan Thailand adalah Ayutthaya, kota yang dibangun tahun 1350 oleh Raja U-Thong atau Ramathibodi I. di situ pernah bertahta 33 raja dari beberapa dinasti sebelum runtuh karena serbuan bangsa Burma tahun 1767. nama asli Ayutthaya adalah Phra Nakhon Si Ayuttaya, biasa disingkat Ayutthaya, krung dalam bahasa Thai berarti desa atau daerah. Nama Ayutthaya diambil dari kata Ayothaya, nama ibu kota kerajaan Raja Rama dalam kisah Ramayana. Sama seperti di Jawa, raja-raja di Thailand juga menganggap dirinya titisan Dewa Wisnu yang dalam salah satu avatarawujudnya adalah sebagai Rama. Kota Ayutthaya mulai dibangun 3 april 1350 oleh Raja U-Thong. Luasnya 2,556 kilometer persegi dan merupakan kota ke 62 terbesar i Thailand atau kedua untuk wilayah provinsi-provinsi tengah. Sebagian besar wilayah Ayutthaya meliputi daerah luas dan datar tanpa pegunungan atau hutan. Dikelilingi empat sungai, yakni Chao Praya, Pa Sak, Lopburi, dan Noi yang seluruhnya mencapai panjang 200 kilometer. Keempat sungai tersebut dihubungkan dengan 860 kanal besar dan kecil. Itu sebabnya, Ayutthaya hanya mengandalkan pertanian sebagai penopang ekonominya. Wilaya ini merupakan penghasil padi ksrena memiliki areal persawahan nan luas. Ditambah dengan iklim yang panas dan lembab dan dipengaruhi dua tipe musim. Musim timur laut saat musim dingin dan musim barat daya kala musim hujan sehingga memiliki curah hujan rata-rata 880,6 milimeter. Bagi yang mencintai sejarah dan arkeologi, banyak situs dan reruntuhan bangunan. Dari satu bangunan tunggal hingga kompleks percandian, dari arca Buddha yang terpenggal kepalanya hingga tersisa hanya fragmennya, sampai patung Buddha raksasa tengah berbaring di Wat Lokaya Sutharam. Kompleks percandian terbesar adalah Wat Phra Si Sanphet yang terkenel dengan dertan stupa. Dibangun di lokasi bekas istana kerajaan, kompleks wat (kuil) ini digunakan sebagai upacara keagamaan kalangan istana. Dan tepat di sebelah Wat Phra Si Sanphet adalah wihara Phra Mongkol Bopitah. Wihara ini hanya tinggal fondasi serta pilar-pilarnya. Adapun juga Wat Phra Ram, kompleks dengan bangunan utama berupa kuil tinggi dikelilingi stupa dan chedi. Yang paling menarik adalah Wat Lokaya Sutharam. Arca Buddha yang berbaring dan arca di Muang Sema berukuran 11,7 meter dan merupakan arca Buddha tertua di Thailand.